Saturday 14 March 2015

It's A Wonderful Day !!! (with Khatsanah)

Believe it or not, tapi sekarang rasanya gue gak kuat ngomong, ini tenggorokan lelah. Lelah. sangat.
Bukan, bukan lelah secara fisik, tapi secara psikologis.

Hari ini, siang ini, penuh emosi.
Rabu, 11 Maret 2015, di kamar, gue baru pulang sekolah, tadinya berencana beresin keranjang buku, tapi gajadi.
gara-gara hasrat gue buat numpahin kebahagian hari ini ke-tulisan lebih besar daripada semangat beres-beres keranjang buku.

Jadi, besok itu, kami, angatan 2 sman 1 sumbar, a.k.a Khatsanah, bakal ngadepin UAS.
Iya, Ujian Akhir Sekolah, yang “katanya” punya proporsi lumayan besar dalam kalkulasi nilai UN nanti.

Jadi hari ini kami bikin acara,
Awalnya acara maaf-maafan sama guru. Acaranya berlangsung lancar alhamdulillah, sebagai MC hari itu gue bersyukur acaranya berjalan asyik. Gak terlalu formal, tapi pesannya dapet, haru-biru-nya dapet, acara dengan majelis guru, Tata usaha, dan satpam itu ditutup dengan salam-salaman.
Semua guru berdiri, dan kami jalan satu satu dimulai dari yang putra.
Ketika gue memulai barisan putri, semua masih fun, gue masih dengan santai-santainya cipika cipiki guru guru mintak doa, becandain Satpam yang paling baik se sumatera barat: Bang Armen!

“Bang! Salam ko?”
“ndak tau bang doo, terseraah!” kata Bang Armen sambil ragu-ragu ngulurin tangan,

Yakali perlu dicatet, di sekolah gue ada kelompok mayoritas yang berpegang teguh dengan ketentuan bersentuhan yang bukan mahram itu haram, tapi gue berpegang dengan ketentuan; itu haram ketika hati lo berdesir, ketika hati lo berlandaskan nafsu.
Serah deh. Gue nggak akan menghakimi pihak A ataupun B.

Jadi dengan santai gue salamin guru-guru dan semua staf yang lain, dan entah berawal dari mana, barisan di belakang udah pecah tangis-tangisan.

Kemudian acara dengan guru kami tutup dengan hamdalah disertai doa kafaratul majlis, berlanjut dengan acara bersama angkatan.
Maaf-maafan antar sesama kita.
Semuanya baris melingkar, kemudian dimulai dari yang putra berjalan menyalami satu-satu. (salam putra ke putri gak salam fisik loh yaa)
Kemudian kita minta maaf,

Disitu, disitu yang bikin gue lelah.
Ribut!
sebagian temem-temen cewek gue yang pemalu excited banget, sebagian temen-temen cowok yang pendiam juga hari itu buka suara. rasanya, hari itu semuanya berkomunikasi. melepaskan keraguan dan unek-unek yang terpendam entah sudah berapa lama.

selalu ada, selalu ada di tiap angkatan itu orang yang lebih pemalu buat ngomong sama orang lain.
hari itu-lah tempat dan kesempatan kami gelar bersama.

dan juga selalu ada, di tiap angkatan itu orang yang lebih ramah dan lebih sedeng dan lebih gila antar sesamanya.


hari itu, karena rasanya gue udah sering ngomong sama anak khatsanah, jadi gaada pembicaraan general yang perlu gue tanya lagi rasanya.
hadilah gue ikutan ribut

Ribut malakin cowok pemalu, ribut hebohin orang yang tinggi badannya beda satu penggaris sama gue, dan ribuk malakin;

“Eh, dulu naksir sama fia kan?”

“Jujur se lah,  naksir ke fia kan?”

Sebagian sahabat-sahabat dari kelas sepuluh sampe kelas dua belas ini gue palakin.
Dan serunya  liat respon mereka

“idih!”
“Eng, kita sama-sama melupakan perasaan yang lalu aja ya!”
“Eh, Iya dikit!”
“Iyo iyoo. .”
“Astagfirullaah”

Haha, ini fun partnya.
cewek mana gitu yang gak ngerasa seneng ditaksirin diem-diem.

but i've got the -not-fun-part too




Gue banyak bikin salah sama mereka, tetep, di samping malakin orang nanyain pernah naksir gue atau enggak, gue masih sempetin nyisipin bilang maaf kalau aja gue pernah salah, pernah bikin sakit hati,

.

ketika itu, salah seorang kawan dari masa lalu, jujur ngomong ke gue

“Banyak salah Fira, berat memaafkannyo”
“Maafinlah, Fia tau berat, Maafinlah dari hati paling dalam...”
Perasaan dia. Toh, gue kemudian bisa apa?
“terus apa yang bisa fia perbuat buat nebus kesalahan tu?”
Matanya menatap gue, entah terluka, entah bersyukur sudah jauh dari gue.
Sebuah kesalahan fatal yang pernah gue perbuat di masa lalu,
perasaan orang lain.
“Semoga langgeng aja sama yang sekarang. . . maafin fia ya. .”
Kemudian dia ngangguk, berlalu ke gadis di sebelah gue.

Maafin Gue, Ya. . .


kemudian setalah sesi maaf-maafan putra-putri, acara bebas.
Hari itu. Aula. Khatsanah. Cinta. Air Mata.



Di sudut ini gue berkutat dengan seorang teman perempuan, berurai air mata mengenai perasaan dan kesal yang jauh dipendam. Ini tentang kami bertiga. Baik gue maupun dia, atau pun dia yang lain. Hari itu kami jujur. Hari itu kami rapuh. Memeluk. Menimbang kenyataan yang berat. Bahwa Minyak dan air tidak bisa dipersatukan. Menyadari bahwa kami sepasang sahabat, tapi kami bertiga mustahil berangkulan bersama.
Kami tau bahwa gue dan dia bersatu dengan baik.
Kami  tau bahwa gue dan dia yang lain itu juga bersatu dengan sangat baik
Kami pun juga tau bahwa dia dan dia yang lain itu bersatu dengan lebih baik.
Tapi kami bertiga adalah elemen yang tidak bisa bersatu bersama.
Akan menyakiti salah satunya ketika kami berdiri di garis yang sama.
Kami tau luka itu, tapi lebih membiarkan pertanyaan-pertanyaan-ketakutan-tentang-kami itu menggantung.
Biarkan saja waktu yang menjawab
Atau,
Biarkan saja hingga ia menguap.


Di sudut lain seorang teman berdiri dengan wajah memerah, bicara dengan lelaki yang ia taksir dengan setia selama 3 tahun bukanlah hal yang sepele. Bahkan bicara dengan laki-laki itu saja mampu melumpuhkan sendinya, mematikan pedulinya bahwa UAS akan berlangsung dalam 20 jam lagi. Semburat merah muda di pipinya belum berhenti memudar ketika akhirnya dia dan lelaki itu berjalan menuju pintu keluar aula yang berbeda.
Dari jauh lelaki itu melirik ke arah gue, mengode dengan  tangannya yang membentuk “Yes!” seolah mengode; “I Made it, Man!!!”
iya, ketika laki-laki ini sampai di barisan gue di prosesi maaf-maafan tadi, gue malakin dia supaya mau ngomong sama sahabat, eh bukan, sama temen peyempuan yang gue sayang ini <3

Gue tersenyum puas dan mengode dengan gaya yang sama, tapi dengan makna berbeda “Good Job, gue tunggu lo di kantin!”

Ada perasaan yang merantai sekeluarnya kami dari Aula itu, perasaan bahwa kami ini satu, Khatsanah.

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Sebuah ungkapan pasti yang memenangkan peringkat daftar ungkapan yang tidak gue sukai. Ah!

Gak kerasa udah 3 taun aja,
Gue lelah, lagi gak berniat melankolis, gue gak mau mengenang satu per satu peristiwa yang bakal membuat gue lebih berat melupakan ini. Lebih merasa sakit. Dan lebih merasa sedih.

People come and go, but live must go on.
Thats it.

Salah seorang teman laki-laki yang lain menghadap gue dengan airmata, menutup wajahnya, enggan ada perempuan lain tau bahwa laki-laki yang terkenal keras ini menangis.

“Udahlaah. .” gue mengawali percakapan
“Sedih kalau diingat, Fi. Masa-masa kita dimarahin bareng, masa-masa dongkol bareng. Ah, berat!”
“Jangan di bikin sedihlaah, itu kenangan bagus, biar aja jadi kenangan, Khatsanah, SMA Sumbar, punya porsi sendiri di hati lo, begitu juga SMP lo dulu, tapi, lo akan terus membuat kenangan, jangan disesali, jangan ditangisi, jangan disedih-sedihin. Toh pun besok lo bakal kuliah, ketemu temen baru, kuliah, udah, pas wisuda, lo juga bakal ninggalin kenangan berkesan tentang masa kuliah” pesan gue. Kadang gue ngerasa pesan itu munafik banget, gue sendiri pun masih sering mengenang kenangan lalu ,bukan? Dan kelak, ketika gue rindu, pasti gue akan mengenang indahnya hari ini kemudian mewek, bukan?
Tapi setidaknya gue mencoba bikin dia feel better.

Hari ini indah. Indah. Indah sekali, setidaknya sampai gue menulis tulisan ini, gue gak tau apakah sisa hari ini juga akan berakhir indah, semoga saja indah.
Karena setelahnya, kami akan kembali ke asrama, mengepak buku-buku yang akan di hisap isinya demi UAS besok.

Percayalah,
Waktu terus berlalu tanpa lo sadari.
Mungkin hari ini masih bisa bilang “H-35 UN woy!” “Duh masyaallah, persiapan aja belum segimanaa”
Tapi nantik dengan tanpa terasa, “Hari ini UN” akan hadir dan menjelang,
Waktu berlalu
Orang-orang datang di hidup lo, separo hanya singgah lalu pergi, separonya tinggal untuk waktu yang lebih lama hingga dipisahkanNya, tak ada yang abadi di bumi ini, kawan.
Tapi kenangan terpatri dalam hati.
Hari ini kenangan.
Kenangan tentang kita.


Hari ini bakal jadi sebuah alasan untuk suatu peristiwa kelak. Entahlah, semuanya hanya berkaitan dengan cara yang indah.

Gue sayang kalian semua, gue sayang banget. Khatsanah!


Ini, daftar nama Khatsanah, angkatan 2 SMAN 1 Sumatra Barat. jangan pernah lupain gue yoo guyss


1 ABDAN SYAQURO
2 ABDEL HAFIZ
3 ADAM CHAESAR
4 ADEK ADRIAN
5 ADETIA ANETAMA
6 ADIL RAHMAT YULIAN
7 ADITYA FAJRAM KEVI
8 AFIFAH SAFIRA M
9 AFRI RIZKY
10 AGUSTIN ADRIANI
11 AHMAD YUSUF SULTHANI
12 ALFURQAN NUR AZIS
13 ANNISA TARADIPA FITASYA
15 ARIF RAHMAN
16 ATHIFA NABILA RISTI
17 AULIA RAHMI
18 AULYA ULFAH RAHMADHANI
19 BAYU PRASETYA ANDRESTA
20 DEANA ZULIA FITRI
21 DESVA YOLANDA
22 DIAN AGUSTI RAHMAN
23 DODO ISLAMUDDIN KR
24 ELITA PERMANAWATI
25 FAJAR FATHUR RISKY B
26 FAJAR INDRA
27 FARADILLA THELMA A
28 FARRAGITA AFRIZAL
29 FIKRI IRFANDI
30 FIRMAN WAHYUDI
31 FITRI AULIA
32 FITRI SADEFI
33 FRINIVA ATIKA
34 GABRIELLA VORSEFIN
35 GHEBI KRESIA DELFI
36 GUIDO AKIRA
37 HANIF FAUZI BAKRI
38 INTAN NABILAH
39 IRA WAHYUNI
40 IRMAWATI INDAH
41 IRVAN SYAHRONI
42 IZATUL HAFIZAH
43 KAZHIMAH ROSYADA
44 KESI WULANDARI
45 KHAIRUN NISA
46 KHALIS ABRAR
47 KHARIFUL SYUKRI
48 M AFIF HABIBURRAHMAN
49 M HIDAYATULLAH
50 M. SHOHIBUL ULUM
51 MEILA RAHMAH
52 MUHAMMAD  ARI YONGKI P
53 MUHAMMAD ASADULLAH AL GHOZI
54 MUHAMMAD FAJAR EDITIA
55 MUHAMMAD FIRDAUS
56 MUHAMMAD LUTHFI AZIZ
57 MUHAMMAD RAFKI
58 MUHAMMAD YAZID
59 MUKHLIS
60 NADIRA SRI BELINDA
61 NANDY DAUD ELGHIFARY
62 NISA UL HUSNA
63 NOVRIWANDA
64 NURFITRIANA MUHARAMI
65 NURUL HIDAYATI
66 PANJI GUNTARA
67 PUJI PENHASTIKA
68 PUTI AYU ANANDITA
69 PUTI SURY ALIFAH
70 PUTRI LOVINDA AFIF
71 QATRINNADA ANISTINA E
72 QONITAH FADHILAH
73 RACHMI FADILAH RAVELIN
74 RADYA ANDHIKA B
75 RAHMI FAUZIAH
76 RAHMI HIDAYATUL HUSNA
77 RAHMI TRI WAHYUTIKA
78 RAMADHEBI MONALITA
79 REGIN AVIVAH
80 REGITA MEIRIZANDA
81 REKA ALFIANI PUTRI
82 RESHA HAYYU TIFFANI
83 RESTI AZIZA DARAJAT
85 RIDHO KURNIAWAN PURBA
86 RIFAL MULYADI M
88 RIFQI FAIRUZ ZUHDI
89 RIO JONDRUK
90 ROBBY SYAIFULLAH
91 SEBRIN FATHIA RAHMAN
92 SEPTIRIANI ARYETTI
93 SHERIN CALLISTA DENURA
94 SILVYA ANINDITA
95 SYADZA SISKAYANI PUTRI
96 SYAFIQ WAHYU HIDAYAT
97 SYAH SYLVA TAMARA
98 SYANI LIFFA SUCI
99 TEGUH SYUHADA
100 UDKHULIL JANNAH
101 WINDA DEVITA
102 WULANDARI FEBRI
103 YESTI HANIFAH
104 YETI FEBRINA
105 YULI ASTARI HANDAYANI
106 ZAINAL





Read more »»