Saturday 14 November 2015

How's Campus, Fi? (1)

Well.
Long time no no no writing.
Yea. This campus-life does take my time, a lot.
Well gue mungkin belum akan nulis lagi kalau-kalau belum di request Oji. Silent Reader blog yang jarang kasih komen di comment box. He asked me directly instead of filled the comment boc. Eleh -_-

Jadi, topik yang akan gu bahas adalah, How’s Campus, Fi.
 Kocak, gue disuruh nulisin lagi throwback pengalaman dari 2 bulan lalu. Ah udah keburu janji, dan lagipula, semakin gue tunda, semakin banyak juga yang akan terlupa. So here’s the story. Go on:

Sampai di UI. Gue harus mengikuti serangkaian daftar ulang. Yajelas lah yaa.
Nah, setelah mengikuti rangkaian daftar ulang, ada agenda yang harus gue ikuti:

LATHIAN PADUAN SUARA
                Sebagai Maba, lo pasti akan dipertemukan dengan Pak Dibyo. He’s a legend. Everyone knows him. Sebelum secara resmi mengikuti upacara penerimaan Maba, which is, sekaligus acara wisuda bagi senior 4 tahun belakang. Di sini, lo akan di kasih sebuah buku kuning. Iya, buku kuning pertama elo, Buku Lagu Wisuda.
Dan lagu-lagi itu yang akan lo hafal dalam beberapa hari ke depan.
Genderang UI
Hymne UI. Everything. Lagu-lagu yang ketika dinyanyikan bersama, for the first time, bikin hati lo begetar dan be like: Omaigat gue anak UI. Dengan perasaan super excited dan mata berbinar. Alhamdulillah.

                For sure, latian padus ini kadang bosenin juga ples malesin banget juga. Beberapa, masih ada yang bandel dan cabut waktu padus.
Here’s the trouble
Ketika masuk Padus, lo akan dikasih kartu absen “DATANG” dan sorenya lo akan dikasih kartu “PULANG”. Sebagai bukti lo udah dateng hari itu.
Total kartu-kartu ini nantinya berjumlah 16. Kemudian, 14 kartu ini, bisa diteukarkan dengan Jaket Kuning. Iya, Almamater kuning mentereng itu. Almamater yang warnanya as bright as harapan bangsa pada mahasiswa. Eak.
14 Karcis padus =  Jaket Kuning

UNFOTUNANTELY. kartu gue ilang 1. Iya. Entahkapan di mana, gue baru sadar di hari H. I swear.
Gue semacem panik gitu. Ah mampus, kan gaseru kalau gadapet jakun.
Gue udah di dalem barisan. Barisan antrian penukaran 14 karcis tadi. Gue melirik ke belakang. Seorang laki-laki dengan perawakan tinggi dan bertampang datar menatap lurus ke depan.
Gue pun kemudian mencoba memberanikan diri
“Ehem. Eh, lo kartunya lengkap, nggak?”
“lengkap sih”
“Eng, gue kurang kartu, 1 aja. 1 lagi doang. Gue boleh minta 1 kartu lo nggak?” dia diam sejenak. Terlihat berfikir dan memperhitungkan
“Gini, lo baris di depan gue deh. Kalau misalnya lo nggak bisa masuk dengan 15 kartu, gue balikin kartunya ke elo. Tapi kalau lo jebol dengan 15 kartu, kartu lo gue pake. Gimana?” gue berusaha memajukan negosiasi.
Dia mengangguk. Terlihat tidak keberatan menyodorkan satu kartu ke arah gue.
“Eh, nama lo siapa?”
-gue se tai itu emang. Minjem dulu tapi lupa nanya nama.
Maka jadilah dia, Dimas-Manajemen 2015. Menyelamatkan gue di jakun day itu.
Dimal boleh masuk dengan 15 kartu, which is also means that, i passed with 14 cards.
Ini gue, di hari pertama penerimaan jakun. Isnt this exciting?
Makara –Lambang UI- itu beda-beda per-fakultas. Gue, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, memegang makara abu-abu. Ada 4 items yang bakalan lo terima di hari itu: Jakun polos, topi, makara, bros (Makara dalam bentuk pin up)
Makara itu harusnya di jahit. Tapi karena gue (dan hampir semua Mahasiswa Baru) ngerasa moment ini perlu diabadikan, semuanya mendadak kreatif. Ada yang menempelkan makara ke jakun dengan double tip. Ada yang menyematkan makara ke jakun dengan pin up tadi.
Gue? gue termasuk ke dalam golongan yang menyematkan makara dengan safety pin ala-ala makara tadi. Makanya jadi gantung gini makara gue. WKWK LOL




After Jakun Day.
It starts.
OPK
Ospek Fakultas.
                Hari itu kami disuruh berkumpul dengan dresscode abu-abu. Greypride. Warna abu-abu bermakna penting bagi FEB.
                Hints: kalau ntar lo masuk UI, makesure lo at least punya baju yang sesuai dengan warna makara fakultas. Karena biasanya bakal banyak acara gathering yag make dresscode warna makara masing-masing. Biar kalo lo nyasar, bisa keliatan lo itu maba apa. Maba putih- FIB, maba Abu-FEB, Maba Jingga- FISIP, Maba merah-Hukum, and many others.

                Hari itu, tanggal 8 Agustus 2015.
Berdasarkan pemberitahuan yang gue terima semalam, kami akan mengadakan pertemuan perdana tanggal 8 Agustus 2015 di FEB.
                Udah hampir sebulan di UI, gue masih belum hafal di mana-mana aja fakultas di UI. FEB sekalipun. Satu satunya tempat yang familiar bagi gue adalah balairung. Iya. Cuma balairung. Titik point pertemuan pertama. Lokasi padus berlangsung.
                Fortunately, gue juga punya temen, Romi. Manajemen-FEB. Romi juga Imami (Ikatan Mahasiswa Minang). Gue janjian bareng Romi biar ke FEB bareng.
Romi pengadaptasi yang baik. Dia lihai dan tahu tempat-tempat dengan cepat. Gue tenang kalau udah jalan bareng Romi, at least gue tau gue ga bakal nyasar, sekali pun nyasar, at least dia anaknya tenang banget dan nggak panikan, sekaligus bisa menangkan dengan baik.
                Gue ketemuan sama romi di Masjid UI, also known as Masjid UI. Kita mulai jalan jam setengah 1. Walaupun menurut intruksinya ngumpul jam setengah 2.
                Gue dan Romi berjalan pelan dan santai. Kami (seharusnya) masih punya banyak waktu. Sambil jalan, Romi menjelaskan kalau gue harus RegOl (Registrasi Online). He knows a lot. Bahan ketika gue bahkan belum tau apa-apa mau ngapain. Dia udah tau doesn-dosen zonk mana yang sebaiknya nggak lo pilih waktu ambil kelas.
                Gue berkutat dengan HP sambil jalan. Mengisi form isian data mahasiswa online. Sampai tiba-tiba
“bikin 2 banjar, dek!” gue mendongak. Seorang senior dengan Jaket Kuning entah bagaimana sudah berderet di depan, dengan jarak kurang lebih 1 meter masing-masingnya.
Gue mendongak menatap Romi (NB: tinggi romi 180 lebih kayanya) mengisyaratkan: ‘ini ngapain sih?!” Tapi Romi juga menatap dengan wajah tak kalah bingung
“Tidak ada yang mengobrol, dek!” teriak senior yang kami lewati lagi.
Ah
Gue mulai dongkol

...
(To be continued)




No comments:

Post a Comment